Ternyata...

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Indonesia mana yang paling disukai publik saat ini? Apakah Susilo Bambang Yudhoyono? Soeharto? Megawati Soekarnoputri? Atau Soekarno?
Hasil yang mungkin mengejutkan bagi sebagian orang, namun mungkin tidak bagi sebagian lain. Presiden Soeharto menempati urutan pertama sebagai presiden yang paling disukai publik.
Sebanyak 36,54 persen dari 1.200 responden di seluruh Indonesia memilih Presiden Soeharto. Di bawah Soeharto barulah SBY. Dan berturut-turut Soekarno, Megawati, dan BJ Habibie serta Gus Dur.
Sayangnya, rilis Indo Barometer ini tidak menyantumkan peta wilayah publik terhadap presiden yang mereka sukai. Apakah mayoritas publik yang memilih Soeharto berada di Jawa atau Sumatera atau Indonesia Timur.
Berkaitan dengan kesukaan publik itu pula, ketika responden ditanya presiden mana yang paling berhasil, maka jawabannya tetap pada Soeharto. SEbanyak 40,5 persen responden menilai di era Soeharto yang paling berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Urutan di bawahnya tetap, yaitu SBY-Soekarno-MEgawati-BJ Habibie, dan Gus Dur. Survei Indo Barometer ini memiliki margin error sebesar plus minus tiga persen.

DPR oh DPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imbauan Ketua DPR RI Marzuki Alie tentang penghematan anggaran rupanya hanya berlaku satu arah. Setelah melontarkan kritik kepada kunjungan kerja ke luar negeri yang dilakukan anggota DPR, Marzuki  sendiri  melakukan plesiran selama 6 hari ke Irak.
Marzuki dipastikan terbang dari Jakarta menuju negeri penghasil minyak tersebut Ahad (1/5) kemarin. Seperti informasi yang dipublikasikan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), kepergian Marzuki menelan anggaran Rp 618 juta.
"Rupanya Marzuki mempunyai hasrat yang sama," tulis Fitra, Senin (2/5). Sebelum Marzuki, sejumlah komisi lainnya telah lebih dulu melakukan kunker ke luar negeri.
Sepanjang April, kunker ke luar negeri yang dilakukan Komisi I, Komisi VIII, Komisi X dan BURT DPR RI dengan biaya Rp 12 miliar. Mereka berangkat dalam frekuensi 11 kali kunjungan ke 8 negara. Selain itu, Fitra menyebutkan, Komisi III secara 'kucing-kucingan' telah sampai di Jerman.
"Anggota komisi III jelas akan menghambur-hamburkan pajak rakyat sebesar Rp.1.2 milyar," catat Fitra. Dengan kepergian Marzuki, dari April hingga Mei ini, kunker anggota dewan telan menghabiskan anggaran Rp 14,5 miliar.